Wisata Religi ke Batu Quran Pandeglang Banten

Peninggalan Syekh Maulana Mansyur

Kolam Mata Air Batu Qur'an
Kolam Mata Air Batu Qur'an
Figur penting yang mengajarkan dan menyebarkan agama Islam di  Kabupaten Pandeglang - Provinsi banten  adalah Syekh Maulana Mansyur. Beliau di makamkan di Cikadueun - Pandeglang. Dan, peninggalan beliau yang terbesar adalah Batu Qur'an yang terletak di Desa Kadubumbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang.

Batu Qur'an ini merupakan sebuah tempat ziarah dengan pemandian mata air di sekitarnya. Ketika datang ke tempat ini, tujuan utamanya yang terpenting adalah untuk berziarah guna mendoakan keselamatan dan memohon ampunan bagi figur dan orang-orang yang telah meninggal dan dimakamkan di sekitar Batu Qur'an ini, serta untuk menghormati mereka sebelum kita menuju tempat-tempat wisata lain di sekitarnya.
Dan, setelah berziarah, biasanya banyak peziarah laki-laki ataupun perempuan yang kemudian mandi atau berendam di kolam mata airnya. Ada sekitar tiga kolam mata air yang berada di sekitar lokasi Batu Qur'an; satu kolam untuk pemandian laki-laki, satu kolam untuk pemandian perempuan, dan satu lagi kolam lagi yang  menjadi kolam utama yang tidak boleh digunakan unutk mandi. Jadi, kondisi kolam yang satu ini harus terus dijaga agar tetap bersih dan jernih.

Mitos yang Beredar tentang Batu Qur'an

Kolam Pemandiain Laki-laki di Batu Qur'an
Kolam Pemandiain Laki-laki di Batu Qur'an
Yang menarik dari Batu Qur'an ini adalah terletak dari cerita mitos yang tersebar di masyarakat. Banyak pengunjung atau peziarah yang memang datang untuk berziarah di Batu Qur'an sebagai tujuan utamanya. Tapi, tidak sedikit juga yang penasaran dengan mitos yang beredar di balik keberadaan Batu Qur'an tersebut.

Cerita yang beredar yang saya dapat adalah bahwa di kolam pemandian (laki-laki) ada sebuah batu yang jika kita berenang mengelilingi batu tersebut sebanyak tujuh putaran dengan sekali hirupan udara, maka di batu tersebut akan muncul dengan jelas tulisan Al-Qur'an. Dan, cerita mitos ini yang membuat saya tertarik untuk datang ke peziarahan Batu Qur'an ini.

Memang benar, ketika saya datang, banyak bapak-bapak dan anak muda yang mencoba mengelilingi sebuah batu di dalam kolam. Sebenanrnya, mereka atau aku juga bingung batu mana yang harus dikelilingi, karena di kolam tersebut terdapat lebih dari satu batu. Makanya. daripada melakukan hal yang sia-sia akhirnya aku tidak jadi untuk terjun ke kolamnya. Sayangnya, tidak ada pemandu atau orang yang menjelaskan tentang mitos ini, sehingga setidaknya kita tidak salah mengerti atau tidak penasaran juga terkait cerita mitos tersebut.
Saya, yang tadinya penasaran dan ingin mencoba, akhirya mengurungkan niat karena banyak orang yang gagal mengelilingi sebuah batu -- yang diyakini itulah Batu Qur'an. Banyak bapak dan anak muda yang kehabisan nafas pada putaran ketiga. Malah, ada juga yang tidak bisa menyelesaikan sebelum satu putaran. Banyaknya putaran yang bisa kita lakukan,  katanya, lebih tergantung pada amal ibadah yang kita punyai. Semakin banyak amal ibadah, semakin banyak juga putaran yang bisa kita lakukan.

Sejarah Batu Qur'an

Kolam Pemandian Wanita di Batu Qur'an
Kolam Pemandian Wanita di Batu Qur'an
Benar atau tidaknya mitos tersebut, biarlah menjadi cerita menarik yang dapat membuat orang-orang penasaran untuk kemudian datang ke Batu Qur'an dan berziarah di sini. Karena, sopan santunnya, memang sebelum berenang di kolam pemandiannya, para pengujung diharapkan berziarah dahulu untuk mendoakan keselamatan dan memohon ampunan bagi orang atau figur yang dimakamkan di sini. Setelah itu pengunjung bebas untuk berenang dan merjalan-jalan di wisata sekitarnya.

Tetapi, ada sejarah yang sebenarnya lebih dapat diterima. Dari sumber yang saya baca, Batu Qur'an ini sebenarnya dahulu adalah pijakan kaki Syekh Maulana Mansyur ketika hendak pergi berhaji ke Mekah. Dan, ketika beliau pulang dari mekah, pijakan kaki tersebut ternyata mengeluarkan air dari tanah yang tidak berhenti mengucur. Derasnya air menggenangi sekitar daerah tersebut dan hal itu kemudian yang mendorong niat Syekh Maulana Mansyur untuk shalat dua rakaat di dekat tempat keluarnya air. Selesai shalat, beliau kemudian mendapat petunjuk untuk menutup sumber air tersebut dengan Al-Qur'an. Atas ijin Allah SWT, air tersebut berhenti mengucur.
Batu Qur'an yang sekarang berada di Cibulakan, menurut sumber lain, diyakini merupakan replika dari Batu Qur'an yang ada di Sanghyang Sirah Taman nasional Ujung Kulon. Replika tersebut dibuat dengan tujuan agar umat Islam yang ingin melihat Batu Qur'an tersebut tidak terhalang oleh jauhnya jarak menuju Sanghyang Sirah.

Itulah mungkin yang sekarang menjadi mitos bahwa jika kita mengelilingi sumber air tersebut sebanyak tujuh kali, Tulisan Al-quran yang dahulu menjadi bagian dari sejarah akan segera terlihat. Wallahu A'lam Bisha-shawab. Yang terpenting dengan mengunjungi dan berziarah ke Batu Quran tersebut, adalah sebagai suatu pembelajaran sejarah bagi kita tentang perjalanan wali Allah, dan juga sebagai pengingat bagi kita bahwa kematian itu pasti. 

Comments

Popular posts from this blog

Hiking ke Gunung Karang, Bisa Sambil Berkemah dan Belajar Sejarah

Istilah Staycation Semakin Populer, Apakah Artinya?

Travel Blog Indonesia Untuk Kita Semua

Pantai Bandulu Anyer, Lebih Mantap Dikunjungi Setelah Matahari Terbenam

4 Hal Seru Yang Ada Di Pantai Bandulu Anyer

Titik Nol Kilometer Anyer - Panarukan