Menantang Diri Dengan Tantangan "Bali in 24 Hours"
Tantangan Nge-trip di Bali
![]() |
Canang Sari |
Saya biasanya tidak terburu-buru untuk mendatangi banyak tempat wisata, sewajarnya saja. Yang penting di setiap tempat yang saya kunjungi, banyak hal yang bisa saya ceritakan. Jadi, ya enjoy aja!
Nah, setelah pengalaman melakukan trip Yogyakarta in 24 Hours dan Bandung in 24 Hours, lalu sekarang, ketika mengunjungi Pulau Bali, saya punya ide untuk melakukan trip selama 24 jam lagi. Akan menjadi hal yang seru untuk melakukan tantangan ini mengingat di Bali banyak sekali tempat wisata yang bisa didatangi.
Seperti biasa, di tantangan ini, saya selalu menulis waktu tiba di setiap tempat yang saya datangi agar pembaca tahu dan menjadikannya acuan bahwa saya melakukan trip selama 24 jam. Hari pertama tiba di Bali saya habiskan untuk beristirahat dulu setelah backpacking selama dua hari dua malam. Ini nih artikelnya: Traveling Hemat ke Bali, Gunakan Kereta Api Saja! Saya luangkan waktu untuk istirahat, karena saya tidak mau menyiksa badan untuk memaksakan diri melanjutkan tantangan ini. Kesehatan selama traveling itu lebih penting agar saya bisa menikmati liburan dengan nyaman.
Jadi, Bali in 24 Hours, saya lakukan pada keesokan harinya. Dan, pertama kali saya melangkahkan kaki keluar dari hotel adalah sekitar pukul 08.35 WIT. Saya melakukan tatangan ini bersama teman, and it was really fun, because We were able to discuss for which places we would like to go next.
Mulai Tantangan Bali in 24 Hours
08. 50 WIT - McD Jalan Pantai Kuta
Setelah berjalan selama 15 menit dari hotel di Jalan Legian, akhirnya kami tiba di Jalan Pantai Kuta. Tidak kuat rasanya untuk langsung nyebur ke pantainnya. Cuma, seperti yang saya bilang tadi, saya harus menjaga kondisi badan agar tetap fit, lalu kami putuskan untuk mencari makan pagi dulu.Karena, di sepanjang Jalan Pantai Kuta tidak ada warteg :-). Lalu, saya punyai saran untuk memiilih McD saja biar lebih gampang. Selain itu, ketika keluar dari jalan poppies, yang pertama kali kami lihat, ya McD ini. Lagian, kayanya memilih menu di resto cepat saji ada untungnya. Karena ketika baru sampai di Bali, mulut saya belum terlalu berselera untuk makan. Jadi, di resto cepat saji ini lumayan bisa membangkitkan selera makan lagi.
Menu sarapan yang berupa nasi, scramble egg, dan french fries, bisa ditambah saus sambal dan tomat, dan mayones agar lebih menyegarkan mulut, serta minuman Iced lemon tea juga. Sekitar 30 menit sarapan dan duduk-duduk sebentar sambil menikmati suasana Pantai Kuta karena kami duduk di bagian teras outdoor, lalu kami menuju Pantai Kuta yang jaraknya hanya kurang dari 5 menit dengan berjalan kaki dari McD ini.
09.35 WIT - Pantai Kuta
![]() |
Pantai Kuta |
Suasana Pantai Kuta di pagi hari benar-benar sempurna. Cuaca cerah, udaranya tidak terlalu panas, angin sejuk, pengunjungnya tidak terlalu ramai, dan perut juga kenyang :-). Cocok sekali jika hari ini dipakai untuk berenang dan mencoba surfing. Hanya saja, sayang sungguh disayang, karena kami tidak membawa baju ganti dan pakai sepatu juga. Jadi, agak repot kalau mau main-main ombak atau berenang. Bisa-bisa pulang ke hotel celana dalam keadaan basah kuyup dan sepatu dipenuhi pasir pantai.
Lagian, selama kami berenang, 'kan tidak ada yang jaga handphone, dompet, dan sepatu. Kalau hilang wah bisa nangis seharian!!!
Plus, menurut saya, sudah tahu pantai kuta saja kayanya sudah cukup, tidak perlu hal-hal lain lagi. Sudah menginjakkan kaki di pantainya saja sudah memuaskan hati. Untuk bersantai dan bermain mungkin bisa di lain waktu. Kalau, mau berenang di Pantai Kuta, ya kayanya sama saja rasanya dengan berenang di pantai-pantai yang tidak jauh dari rumah kami. Tujuan ke Pantai Kuta sebenarnya lebih ingin tahu saja bagaimana suasananya dan apa yang berbeda dari pantai-pantai di daerah tempat kami tinggal.
Setelah cukup melihat-lihat Pantai Kuta. Akhirnya, kami putuskan untuk mengeksplor daerah lain, terutama pantainya. Untuk transportasi, teman saya memilih untuk menyewa motor agar lebih cepat mondar mandir ke sana kemari. Dan, supaya lebih aman dia sewa motornya di hotel tempat kami stay, tidak di daerah pantai kuta-nya, jadi setidaknya pihak hotel sudah tahu siapa orang yang menyewa motor. Dari pantai kuta kami balik lagi menuju ke hotel. Tidak masalah mondar mandir daerah Kuta - Legian, kami jadi lebih mengenal setiap sudut daerah ini.
10. 15 WIT - Rental Motor
Supaya lebih cepat mencari rental motor, teman saya menghubungi front desk hotelnya untuk dicarikan motor. Tidak menunggu terlalu lama motor segera meluncur ke hotel beserta STNK dan surat tanda terima jadwal check in dan chek out penyewaan motor. Tidak lupa dia juga harus menyerahkan KTP ke si pemilik rental motor.
Harga motor selama 24 jam adalah 70 ribu, tapi kami harus menyewa selama dua hari. Menurut teman harganya bisa juga 50 ribu. Tapi, karena waktu ini bukan peak season liburan, jadi mungkin ini salah satu alasan kenapa harga sewanya jadi lebih mahal dan tidak bisa ditawar lebih murah.
Kami langsung meluncur ke daerah Uluwatu, rencananya mau menuju Pantai Suluban Uluwatu. Kami siapkan google maps agar tidak nyasar di jalan. Sebenarnya ada juga papan arah jalan, hanya saja terkadang papan itu tidak kelihatan dan tidak langsung mengarahkan ke daerah Uluwatu. Jadi, google maps menurut aku sangat dibutuhkan. So, itwas like a team work, saya melihat google maps-nya, dan teman saya yang mengendarai motornya.
Dan, ketika di perjalanan, dari kejauhan saya bisa melihat Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), ternyata searah dengan jalan ke pantai yang akan kami tuju. Akhirnya supaya sekali dayung dua pulau terlampaui, kami mampir dulu ke Taman Budaya GWK ini.
11.50 WIT - Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK)
![]() |
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana |
Sebelum terus melanjutkan ke GWK, saya menyuruh teman untuk beli bensin dulu ke POM bensin terdekat. Sebenarnya bensin yang ada di motor terlihat masih mencukupi untuk perjalanan sekitar dua jam lagi, tapi karena kami tidak tahu medan di depannya nanti, apakah akan ada POM bensin lagi apa tidak, akhirnya untuk jaga-jaga saya sarankan untuk mengisi pertalite sebanyak 20 ribu.
Pas masuk ke kawasan Taman Budaya GWK, saya merasa tempat ini adalah sisi lain dari Bali. Jadi, bukan hanya pantai dan surfing-nya saja yang wisatawan ingat ketika datang ke Bali. Taman ini menurut aku bisa memperkaya budaya yang ada di Bali. Jujur saja, saya tidak terlalu banyak membaca informasi tentang taman budaya ini, pikir saya, untuk informasi secara detail dan lengkap bisa saya baca di sumber -sumber lain ketika saya sedang berada rumah nanti.
Sedangkan ketika trip seperti ini, hati sudah ingin segera melanjutkan ke tempat wisata lain, agar bisa tahu tempat wisata lebih banyak lagi. Ketika sudah ngemil dan minum di salah satu mini market yang ada di GWK. Kami lanjut ke Pantai Suluban Uluwatu. Kalau tidak salah kami hanya butuh waktu sekitar 30 menit lagi dari GWK ini.
13. 15 WIT - Pantai Suluban Uluwatu
![]() |
Pantai Suluban Uluwatu |
Akhirnya kami putar balik lagi untuk melihat papan jalan arah ke pantai suluban yang tadi kami lihat, dan memang arahnya sudah benar.
Teman saya kemudian bertanya ke beberapa orang yang kebetulan lewat di jalan, dan memang ujung jalan yang tadi kami lihat yang seperti jalan buntu itulah jalan masuk ke Pantai Suluban. Saya tadi merasa takut juga untuk memarkirkan motornya, karena mengingat motor yang kami pakai adalah motor rental, jadi akan masalah besar kalau motornya sampai hilang.
Teman saya memarkirkan motornya di tempat yang tadi, dan barulah ada seorang bapak yang mendekat untuk meminta biaya parkir motornya, sebesar tiga ribu rupiah. Hanya tiga ribu? Murah, ya! Untuk pantai seindah dan seartistik ini. Tanpa tiket masuk pula. Berbeda dengan tiket masuk dan parkir di daerah kami yang harganya bisa berkali-kali lipat dari biaya parkir tadi :-).
Karena tidak merasa puas untuk menatap warna lautan yang berwarna biru dan turquoise dari kejauhan, akhirnya dari atas tebing, aku mencoba turun menuju pantainya. Di sekitar area pantai, jika saya melihat ke arah atas, terlihat tebing-tebing dan goa-goanya yang sangat artistik. Saya bahkan merasa tidak sedang berada di Bali. Ternyata di Bali ada ya, pantai seperti ini. Disamping, keadaan alamnya yang jauh dari Pantai Kuta tadi, di pantai ini juga banyak bule-bule yang sedang menikmati pantai ini, ada yang berenang, berjemur, massage, dan yang paling utama adalah bermain surfing. Bisa saya lihat, mungkin sedikit sekali wisatawan domestik yang berada di sini. Hanya orang lokal yang membuka usaha, baik makanan ataupun mejual souvenirs.
Setelah puas melihat pantai, tebing, dan goanya, kami kemudian naik ke atas lagi untuk mencari resto. Selain, untuk menikmati pemandangan dari atas tebing, kamijuga ingin menikmati minuman dingin. Nah, di resto pinggir tebing inilah pemandangan lautan lebih terlihat luas. Garis pemisah antara lautan dan langit terlihat jelas. Bagus!!! Dari atas sini juga aku menonton banyak surfers yang bermain surfing.
17.20 WIT - Hotel Maha Bharata
Kami balik lagi ke Hotel menjelang maghrib. Kami putuskan untuk beristirahat sejenak sambil me-recharge energi. Itupun tidak sempai tiduran, hanya mandi, ganti baju, dan duduk-duduk sambil merokok satu dua batang di balkon. Hanya karena keringat dan baju yang terasa sudah kotor saja makanya kami putuskan untuk balik ke hotel untuk bersih-bersih. Sedangkan kami merasa badan masih semangat dan kuat untuk keliling lagi. Tapi, waktu sudah menjelang maghrib. Kayanya tidak baik kalau kami masih muter-muter di jalan.19.20 WIT - Tugu Peringatan Bom Bali
![]() |
Tugu Peringatan Bom Bali di Jalan Legian |
Sebenarnya banyak sekali berjajar restoran, cafe, dan bar di sepanjang Jalan Legian. Tapi, ya, karena kami belum terbiasa dengan suasana yang ramai dan banyak bule. Setiap lewat di tempat-tempat itu pun, suara musik yang memekakkan telinga juga sangat mengganggu. Bagaimana bisa masuk tempat makan itu ya, kalau diluar saja kami sudah tidak kuat mendengar musiknya.
Kami terus berjalan menuju Tugu Peringatan Bom Bali, dan saya baru ingat bahwa di mini market juga pasti tersedia fast food yang bisa dihangatkan di microwave. Akhirnya, kamiu menuju sebuah mini market yang ada di pertigaan jalan dekat tugu. Ternyata, nongkrong di sini juga sudah nyaman. Tidak terlalu berisik. Sambil menikmati makanan dan minuman, kami sambil melihat banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang berlalu lalang di sekitar Jalan Legian. Seru!
23.35 WIT - Jalan Legian
Setelah puas makan dan minum, sebenarnya kami masih ingin berjalan-jalan di sekitar Jalan Legian. Kami kemudia berniat untuk berjalan ke arah ujung barat sejauhnya, kalau kaki sudah merasa pegal baru kami putar arah lagi kembali menuju hotel.Soalnya, dari semenjak tiba dan di hari kedua di Bali, kami belum banyak mengeksplor jalan ini walaupun kami menginap di salah satu hotel di sekitar jalan Legian ini. Dan, karena saya harus melaksanakan tantangan ini, yaitu nge-trip di Bali in 24 Hours. Makanya saya masih ingin main-main di Bali pada malam hari.
Setelah berjalan kurang lebih 20 meter, ada beberapa orang laki-laki setengah tua yang menawarkan kami pekerja seks komersil (PSK). Dan, itu tidak membuat kami nyaman. Walaupun kami sudah menolaknya dengann sopan, tapi beberapa orang yang kami lewati melakukan hal yang sama.
Mungkin karena semakin malam, semakin ke ujung jalan legian ini terlihat sudah semakin sepi, sudah gelap. Tidak terlihat lampu kerlap-kerlip seperti di sekitar tugu tadi. Akhirnya kami memutuskan untuk balik lagi ke pertigaan tugu peringatan bom bali tadi yang masih sangat ramai. Tapi, tidak lama kami berdiri di sekitar tugu, kami akhirnya putuskan untuk kembali ke hotel.
00.05 WIT - Hotel Maha Bharata
![]() |
Balkon di Hotel Maha Bharata |
Oh ya, hotel Maha Bharata ini hotel yang menurutku paling nyaman. Ada balkonnya juga, jadi kami bisa sambil duduk-duduk istirahat dan merokok di depan kamar. Dan, lingkungannya masih dekat dengan perkampungan, jadi terasa adem dan nyaman.
Hotel ini saya dapat dari aplikasi booking hotel booking.com dan pegipegi.com. Saya bandingkan penilaian dan kepuasan dari wisatawan yang sudah menginap di sini. Dan, menurut saya, tidak terlalu mengecewakan juga. Memang dengan harga 125 ribu rupaih per malam untuk twin bed, kami tidak mengharapkan banyak fasilitas dan pelayanan. yang terpenting kami bisa nyaman dan betah untuk menginap di sini.
Alasan lain kenapa aku menginap di sini, bisa juga kamu baca di artikel ini:
- Asyiknya Menginap di Hotel Sekitar Legian, Pertimbangkan Dulu 4 Hal ini
- Pilih Solo Traveling Atau Malah Duo Traveling?
- Apakah tantangan Bali in 24 Hours ini berhasil. Hm.. sepertinya tidak berhasil. Sama seperti di Bandung karena ada urusan keluarga yang harus di urus. Di Bali ini tantangannya gagal, padahal sedikit lagi, hanya karena saya tidur kebablasan. Padahal, ketika tantangan di Jogja, saya bangun subuh untuk sekedar jalan-jalan pagi di sekitar Jalan Malioboro dan mencari sarapan. Tapi, tidak apa-apa, mungkin lain kali bisa aku coba lagi dengan hotel dan tempat wisata yang berbeda.
- Oh, ya. dengan tantangan Bali in 24 hours ini, bukan berarti saya tidak istirahat atau tidak tidur sama sekali. Saya tetap harus menjaga kesehatan dan mengatur waktu tidur. Seperti di Yogjakarta in 24 Hours, saya tidur malam sekitar 4 jam dan tidur siang sekitar 1 jam. Jadi, menurut waktu saya itu sudah cukup ketika saya sedang menjalanani tantangan ini.
Comments
Post a Comment