Horornya Berada di Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta

Museum Yang Dipenuhi Berbagai Macam Kareta

Museum Kareta Keraton
Museum Kareta Karaton
Travel Writer, the tittle of this blog may be based on my own experience only, ketika saya datang ke Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta.

Jadi, saya sangat tertarik ketika mendengar cerita dari teman tentang pengalaman serunya berada di museum ini. Dia bilang bahwa kareta-kareta karaton yang ada di museum ini unik-unik dan tidak semua negara punya.

Akhirnya, ketika saya ada kesempatan untuk datang ke Jogja, saya sempatkan diri mengunjungi Museum Kareta Karaton, dan memang saya selalu tertarik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan benda-benda karaton.

Oh ya, di artikel ini saya sengaja masih menggunakan kata "kareta" dan "karaton, " agar lebih orisinil dalam menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan budaya. Walaupun mungkin di artikel saya yang lain yang telah saya tulis saya pernah menggantinya dengan kata "kereta" atau "keraton."

Setelah, mengunjungi Karaton Ngayogyakarta, saya kemudian datang ke Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta ini. Sebenarnya museum ini letaknya berada sebelum Keraton Ngayogyakarta jika kita datang dari alun-alun utara. Hanya saja saya merasa tidak enak hati jika harus datang dulu ke museum sebelum ke karatonnya.

Memang tidak ada aturan khusus bahwa kita harus mengunjungi karaton dulu sebelum mengunjungi tempat-tempat wisata yang lain yang ada di Yogyakarta. Hanya saja, it's just my feeling, bahwa saya harus datang ke rumah orang yang memimpin Yogyakarta dulu sebagai tanda hormat saya.

Kareta Kyai Roto Biru
Kareta Kyai Roto Biru
Saya sempat ragu juga ketika akan masuk ke Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta ini. Pikir saya, museumnya akan berbentuk bangunan mirip seperti rumah, gedung, atau seperti suatu ruangan. Tapi, dilihat dari halaman depan museum ini terlihat seperti sebuah hall atau bangunan yang besar dengan atap yang tinggi.

Tetapi, ketika berjalan mendekat, saya melihat beberapa orang pegawai museum yang duduk di meja dengan banyak tiket, akhirnya saya merasa sedikit yakin bahwa memang ini adalah Museum Kareta Karaton-nya. Ketika masuk, dari pintu depan sudah terlihat banyak kareta dengan berbagai warna dan bentuk. Sengaja saya berjalan dengan perlahan untuk melihat setiap detail ukiran dan informasi yag tertera di karetanya, yaitu berupa nama karetanya.

Ditambah, di depan setiap kereta ada juga foto yang menjelaskan bahwa kareta mana yang dipakai untuk suatu acara tertentu. Contohnya, Kareta Roto Biru yang digunakan untuk para keluarga karaton. Salah satu acara keraton yang menggunakan kareta ini adalah ketika dipakai oleh besan mertua.

Kareta yang keseluruhannya hampir berwarna biru dan ditarik oleh 4 ekor kuda ini adalah kareta yang pertama saya lihat di lorong kanan hall ini.

I just feel Scary

Patung Kuda di Museum Kareta Karaton
Patung Kuda di Museum Kareta Karaton
Seperti yang saya sebutkan diatas bahwa ini hanyalah pengalaman yang saya rasakan sendiri. Mungkin pengalaman dan perasaanya akan berbeda-beda untuk setiap wisatawan yang berkunjung ke Museum Kareta Karaton ini.

Sebenarnya ketika kita memasuki museum ini, kita bisa meminta pegawainya untuk memandu kita mengelilingi setiap sudut museum agar kita dapat mengetahui setiap sejarah yang ada di balik setiap pembuatan kareta. Hanya saja, karena sebelumnya saya tidak mengetahui tentang hal ini, makanya saya hanya berjalan sendiri.

Untungnya, ketika saya berada di dekat Kareta Roto Biru, saya tertahan dengan rombongan keluarga yang mengunjungi museum ini. Keluarga itu terlihat dipandu oleh seorang bapak yang merupakan pemandu khusus museum ini. Fyi, jalur untuk para wisatawan berjalan di museum ini tidak terlalu lebar, karena harus dibagi dua dengan posisi penyimpanan kereta.

Tapi, ada untungnya juga jalannya tidak terlalu lebar, karena pada waktu itu akhirnya saya ikut menjadi rombongan keluarga tersebut untuk mendapat setiap cerita sejarah di setiap karetanya. Dan, ke-horor-an pertama yang saya dapat, ketika saya sedang berdiri di dekat Kareta Roto Biru ini. Salah seorang anggota keluarga tersebut bertanya: "kenapa keretanya diberi Julukan "kyai" pada Kareta Kyai Roto Biru?"

Bapak pemandu pun menjawab. Agak panjang juga jawabannya, tapi yang saya tangkap bahwa kereta ini ditunggui oleh sosok dengan nama tersebut.


Kareta Kyai Garuda Yeksa
Kareta Kyai Garuda Yeksa
Bagi sebagian orang mungkin akan terbiasa dengan hal ini. Tetapi, karena saya mempunyai budaya yang berbeda, makanya saya merasa tidak nyaman mendengarnya. Saya jadi merasa sosok tersebut sedang melihat ke arah saya. :-D

Lalu, kami berjalan lagi mengikuti bapak pemandunya. Dan, saya merasakan rasa tidak nyaman lagi. Karena ada aroma yang tidak biasa saya hirup. Mungkin aroma ini berasal dari sesajen yang disimpan di beberapa sudut ruangan. Karena, mungkin udara pada saat itu tidak tersirkulasi dengan baik, akhirnya udara dengan aroma  sesajen berkumpul di titik dimana kami berdiri. Saya akhirnya memutuskan untuk berbalik dan mengambil arah lain. Karena, saya merasa waktu bersiri di titik itu akan berlngsung lama jika menunggu penjelasan dari bapak pemandunya.

Di ruagan lain, mungkin bisa dibilang diruangan khusus, ternyata ada kareta dengan nama Kareta Kyai Garuda Yeksa yang menurut saya kareta ini paling menarik perhatian. Ukiran kayunya unik dan warnanya yang keemasan menjadi kelihatan bercahaya di ruangan yang tidak terlalu terang ini. Menurut sumber yang saya dapat, kareta ini digunakan untuk penobatan seorang sultan. Ada juga kareta yang paling besar dan panjang, yaitu Kareta Roto Praloyo yang merupakan kareta jenazah.

Lemari Kelengkapan Pakain Prajurit Karaton
Lemari Kelengkapan Pakain Prajurit Karaton
Nah, Travel Writer, itulah cerita pengalaman saya saat mengunjungi museum yang dibilang tidak terlalu ramai ini. Mungkin karena bangunannya yang mirip seperti sebuah rumah besar biasa yang mempunyai halaman depan, sehingga tidak disadari oleh wisatawan bahwa bangunan itu adalah Museum Kareta Karaton Nyayogyakarta yang penting juga untuk dikunjungi, karena banyak cerita sejarah di setiap karetanya.

Jika, Travel Writer sedang berlibur di Yogyakarta, jangan lupa datang ke museum ini, ya. Saya yakin, kamu akan  mempunyai cerita unik dan asyik untuk diceritakan di blog atau media lain. Yang pasti, mungkin ceritanya akan berbeda dengan cerita saya yang merasa horor. Feeling ini bukan untuk mencoba menakuti kamu, hanya saja saya cuma ingin menceritakan dan megeluarkan apa yang menjadi feeling saya pada saat itu.

Comments

  1. numpang promote ya min ^^

    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hiking ke Gunung Karang, Bisa Sambil Berkemah dan Belajar Sejarah

Wisata Religi ke Batu Quran Pandeglang Banten

Istilah Staycation Semakin Populer, Apakah Artinya?

Travel Blog Indonesia Untuk Kita Semua

Pantai Bandulu Anyer, Lebih Mantap Dikunjungi Setelah Matahari Terbenam

Titik Nol Kilometer Anyer - Panarukan

4 Hal Seru Yang Ada Di Pantai Bandulu Anyer