Menuju Bali Selatan, Sexy-nya Pantai Suluban Uluwatu
Bingung Mencari Tempat Wisata
![]() |
Pantai Suluban Uluwatu |
Artikel aku sebelumnya yaitu tentang Muter-muter Bali Pakai Motor Rental, menceritakan tentang dua tempat wisata yang kami kunjungi yaitu Pantai Suluban Uluwatu dan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) dengan menggunakan motor. Nah, di artikel kali ini saya ingin menceritakan alasan kami berdua kenapa memilih dua tempat wisata tersebut.
Setelah kami melihat Pantai Kuta dan kembali lagi ke hotel, sambil beristirahat, teman saya sambil berpikir tempat wisata mana lagi yang akan dikunjungi. Karena, waktu masih panjang dan sayang jika hanya stay di hotel terus. Akhirnya kami mulai browsing tempat-tempat wisata di Bali lainnya yang mungkin bisa kami kunjungi pada hari itu. Sebenarnya, setelah Kuta dan Legian, saya berencana untuk mengunjungi Ubud. Daerah ini adalah tempat wisata ketiga yang ada di list saya.
Hanya saja, setelah membaca beberapa artikel, di Ubud lebih banyak tempat wisata yang berkaitan dengan alam, budaya, dan pedesaan, tidak ada pantai. Sedangkan, teman saya lebih ingin datang ke pantai-pantai yang ada di Bali. Kami kemudian browsing lagi untuk mencari pantai terdekat dari hotel tempat kami menginap. Dan, Teman saya mendapat ide untuk datang ke Pantai Suluban Uluwatu.
Dia bercerita bahwa pantai ini menjadi favorit para surfers dunia, dan beberapa kali kompetisi surfing diadakan juga di sini.
Uluwatu, Bali
![]() |
Susana di Taman Budaya GWK |
Daerah Uluwatu akhirnya menjadi tujuan wisata ketiga kami ketika datang di Bali. Dan, ketika mendapatkan daerah Uluwatu, sebenarnya saya lebih tertuju kepada tari kecak yang biasa di adakan di daerah ini dan tebing terjalnya yang biasanya menjadi spot foto para wisatawan. Tidak begitu yakin kalau di daerah ini ada pantai yang bisa dikunjungi, tapi teman saya sangat meyakinkan tentang pantai yang dia ceritakan. Akhirnya kami menuju pantai ini juga.
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Dan, saya merasa beruntung karena untuk menuju pantai yang akan kami tuju, ternyata kami melewati Taman Budaya GWK. Akhirnya, kami melihat taman budaya ini dulu sebelum menuju Pantai Suluban Uluwatu. Taman Budaya GWK, menurut sumber yang saya baca, adalah lambang Dewa Wisnu yang menunggangi Garuda Agung. Patung ini sangat tinggi, sampai-sampai bisa terlihat dari Bandara Ngurahrai. Tiket masuknya sekitar 80 ribu rupiah. harga tiketnya akan berbeda pada saat weekdays dan weekends.
Mungkin penjelasan saya tentang taman budaya ini tidak begitu lengkap, karena untuk informasi lengkapnya sudah saya kirimkan dan Alhamdulillah di-publish di travelblog.id. Bisa dibaca di sini:
Seperti yang sudah saya sebutkan tadi, bahwa walaupun di daerah Uluwatu termasuk daerah yang bertebing terjal, tetapi banyak juga pantai-pantai yang bagus dan masih alami di sekitar sini. Salah satunya adalah pantai Uluban Suluwatu.
Ada cerita lucu ketika kami akan menuju pantai ini. Karena kami hanya tahu gambar-gambarnya pada saat browsing, jadi kami tidak tahu jalan masuk untuk menuju pantai ini. Kami hanya mengacu kepada arah jalan dari google maps saja. Dan, arah jalannya dari google maps tersebut mengarah ke jalan sempit yang seperti jalan buntu.
Karena kami ragu untuk masuk dan menyimpan motor rental kami di ujung jalan tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk putar balik dan melihat arah jalan lagi. Dan, memang benar arah jalan ke Pantai Suluban Uluwatu menuju arah jalan yang kami kira jalan buntu tadi. Agar lebih yakin lagi, kami akhirnya bertanya kepada beberapa orang yang sedang berjalan di pinggir jalan. Mereka menerangkan bahwa memang jalan masuk ke pantai ini tidak memiliki gerbang seperti pikiran kami. Hanya jalan sempit yang agak tertutupi oleh tanaman.
Setelah kami merasa yakin, kami menyimpan dan memarkirkan motor di sekitar jalan tersebut. Kemudian, kami menyusuri tangga dimana ketika kami turun, beberapa monyet liar berlalu-lalang di sekitar tangganya. Menjadi pemandangan yang unik bagi kami.
Untuk turun menuju pantainya, dari atas tebing ternyata ada akses jalan berupa tangga-tangga penghubung yang sengaja dibuat untuk para wisatawan agar dapat mencapai pantainya dengan mudah. Dan, menurut saya, tangga ini banyak manfaatnya. Selain untuk menuju pantai, tangga ini bisa dipakai untuk berdiri sejenak dan melihat tebing terjal dan goa-goa unik di sekitar pantainya. Asalkan, kita jangan sampai mengganggu orang-orang yang lewat.
I think this beach is so sexy. Bukan karena banyaknya bule-bule yang berbikini di sekitar pantai ini, tapi saya lebih tertarik melihat kejernihan air lautnya yang berwarna turquoise di antara dua tebing yang mengapitnya. It's like a woman's eye who peeked behind her hair. Dia sepertinya malu untuk mengajak saya berenang atau bermain surfing. Tapi, dia juga tidak ingin saya melewatkan kesegaran air lautnya dan keindahan alam di sekitarnya. So beautiful!
Nah, itulah dua tempat wisata yang sudah kami kunjungi di Bali Selatan, yaitu di Derah Uluwatu. Sebenarnya ada banyak pantai lagi yang bisa dikunjungi. hanya saja, karena saya lebih ingin enjoy dan tidak terburu buru, akhirnya waktu stay di Taman Budaya GWK dan Pantai Suluban Uluwatu lebih lama untuk menikmati keindahan alamnya.
Seingat saya, waktu stay di Pantai Suluban Uluwatu yang paling lama, karena kami tidak berencana untuk mengunjungi tempat wisata lainnya lagi, akhirnya banyak waktu dihabiskan untuk duduk-duduk melihat landsapce Uluwatu yang luar biasa bagusnya sambil menikmati minuman di salah satu resto di pinggir tebing. Banyak, wisatawan asing yang bermain surfing dan berlalu-lalang di sekitar pantai dan resto. Sangat ramai! I feel like I was not in Bali, but another country.
Mungkin penjelasan saya tentang taman budaya ini tidak begitu lengkap, karena untuk informasi lengkapnya sudah saya kirimkan dan Alhamdulillah di-publish di travelblog.id. Bisa dibaca di sini:
Pantai Suluban Uluwatu
![]() |
Tangga menuju Pantai Suluban Uluwatu |
Ada cerita lucu ketika kami akan menuju pantai ini. Karena kami hanya tahu gambar-gambarnya pada saat browsing, jadi kami tidak tahu jalan masuk untuk menuju pantai ini. Kami hanya mengacu kepada arah jalan dari google maps saja. Dan, arah jalannya dari google maps tersebut mengarah ke jalan sempit yang seperti jalan buntu.
Karena kami ragu untuk masuk dan menyimpan motor rental kami di ujung jalan tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk putar balik dan melihat arah jalan lagi. Dan, memang benar arah jalan ke Pantai Suluban Uluwatu menuju arah jalan yang kami kira jalan buntu tadi. Agar lebih yakin lagi, kami akhirnya bertanya kepada beberapa orang yang sedang berjalan di pinggir jalan. Mereka menerangkan bahwa memang jalan masuk ke pantai ini tidak memiliki gerbang seperti pikiran kami. Hanya jalan sempit yang agak tertutupi oleh tanaman.
Setelah kami merasa yakin, kami menyimpan dan memarkirkan motor di sekitar jalan tersebut. Kemudian, kami menyusuri tangga dimana ketika kami turun, beberapa monyet liar berlalu-lalang di sekitar tangganya. Menjadi pemandangan yang unik bagi kami.
Tiket masuknya gratis, dan biaya parkir motornya hanya tiga ribu rupiah!
Untuk turun menuju pantainya, dari atas tebing ternyata ada akses jalan berupa tangga-tangga penghubung yang sengaja dibuat untuk para wisatawan agar dapat mencapai pantainya dengan mudah. Dan, menurut saya, tangga ini banyak manfaatnya. Selain untuk menuju pantai, tangga ini bisa dipakai untuk berdiri sejenak dan melihat tebing terjal dan goa-goa unik di sekitar pantainya. Asalkan, kita jangan sampai mengganggu orang-orang yang lewat.
![]() |
Resto Pinggir Tebing, di Pantai Suluban Uluwatu |
Seingat saya, waktu stay di Pantai Suluban Uluwatu yang paling lama, karena kami tidak berencana untuk mengunjungi tempat wisata lainnya lagi, akhirnya banyak waktu dihabiskan untuk duduk-duduk melihat landsapce Uluwatu yang luar biasa bagusnya sambil menikmati minuman di salah satu resto di pinggir tebing. Banyak, wisatawan asing yang bermain surfing dan berlalu-lalang di sekitar pantai dan resto. Sangat ramai! I feel like I was not in Bali, but another country.
Comments
Post a Comment