5 Pekerjaan yang Sangat Penting di Jalan Maliboro

I Love Yogyakarta

Mal Malioboro di jalan Malioboro
Mal Malioboro di jalan Malioboro
Yogyakarta akan selalu ada di hati. Mungkin itu perasaan yang bisa saya ungkapkan setelah pulang berlibur di kota yang masih menjunjung tinggi seni dan budaya daerah jawa ini.

Yogyakarta akan selalu  menjadi kota yang menarik untuk dikunjungi bagi para wisatawan, baik wisatawan domestik ataupun mancanegara. Ada begitu banyak tempat wisata yang cantik dan instagrammable  yang dapat kita lihat. Dan, yang terpenting adalah banyak tempat bersejarah yang dapat kita datangi untuk dapat mempelajari sejarah Indonesia dan khususnya Yogyakarta.

Memang, kita tidak bisa mengeksplorasi kota yang menjadi rumah bagi Sultan ini hanya dalam sehari saja, tapi kita harus stay lebih lama untuk bisa mengetahui setiap sudut kota ini. Dan, ini adalah kali keempat saya mengunjungi kota yang terkenal dengan kota gudeg-nya. Pengalaman saya berlibur di jogja kali ini, saya habiskan di sekitaran Jalan Malioboro.

Kenapa?

Mal Malioboro di jalan Malioboro
Mal Malioboro di jalan Malioboro
Pertama, ya, karena saya menginap di salah satu hotel yang ada di jalan ini. Kedua, ternyata banyak tempat wisata di dekat Jalan Maliboro yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki. 

Tempat-tempat wisata tersebut saya ceritakan di artikel saya sebelumnya, yaitu 7 Tempat Wisata Di Dekat Jalan Malioboro dan Museum Benteng Vredeburg, My Favorit Museum in Yogyakarta.

Pengalaman saya, ketika menginap di Jalan Malioboro - Jogja, saya mendapat hal menarik dan unik selain hanya tempat wisata dan kulinernya. Ada beberapa profesi atau pekerjaan yang saya perhatikan ketika saya berada di hotel dan ketika duduk-duduk di bangku trotoar yang ada di sepanjang Jalan Malioboro ini.

Saya perhatikan, begitu banyak orang yang berlalu-lalang dan pedagang yang berjajar dan berkeliling di sepanjang jalan ini. Sangat ramai! Sampai-sampai terkadang  saya tidak menyadari bahwa ada hal penting lain yang sebenarnya harus lebih saya hargai.

Terlihat Sederhana, Tapi Sangat Penting

Saat yang lain sibuk berbelanja aksesoris dan batik, serta mencicipi  makanan khas jogja, sambil beristirahat di bangku trotoar saya melihat beberapa pekerjaan yang menarik perhatian saya. Dan, ketika saya menginap, malah ada pedagang yang memanggil setiap tamu di depan pintu kamar untuk menjajakan barang dagangannya. Mungkin, jika saya menginap di hotel mewah dan berbintang, pengalaman ini tidak akan bisa saya dapatkan.

Kita, terutama saya,  mungkin tidak menyadari betapa pentingnya pekerjaan yang dilakukan orang-orang  ini sebelum kita membutuhkannya. Pekerjaan ini terlihat sederhana, tapi malah sangat bermanfaat. Nah, kelima pekerjaan ini tidak akan susah-susah kita temukan. Karena mereka selalu ada di sekitaran Jalan Maliboro.


1. Pedagang Bubur Gudeg Keliling

Pedagang Jamu dan Bubur Gudeg
Pedagang Jamu dan Bubur Gudeg
Ternyata, selain gudeg yang memakai nasi, ada juga gudeg yang cara makannya dengan menggunakan bubur.

Yang lebih memudahkan saya lagi, karena, pedagang bubur gudeg ini bisa keliling atau diijinkan untuk memasuki area hotel dan menawarkan langsung ke depan pintu kamar.

Kebetulan, pada saat di Jogja, saya menginap di Hotel Pantes. Jadi, selain pedagang jamu dan kue, pedagang bubur gudeg ini memudahkan saya, ketika lagi malas untuk menuju ke Jalan Malioboro.

Pada saat pagi hari, sekitar pukul 6. Ada pedagang bubur gudeg yang menawarkan dagangannya dengan cara memutari hotel dan memanggil beberapa tamu hotel. Saya memang tidak membeli bubur gudeg itu, karena saya merasa tidak familiar dengan rasa gudeg yang dicampur dengan bubur.

Tetapi, ketika saya sedang berjalan menuju Jalan Malioboro untuk mencari nasi gudeg untuk sarapan. Saya terkejut, karena saya bertemu lagi dengan pedagang bubur gudeg yang tadi menawarkan dagangannya ke depan kamar saya.

Dia sedang duduk dibangku trotoar. Saya menyapanya, setelah saya mengambil fotonya dari belakang :-). Kami mengobrol, dan dia berkata bahwa dia selalu menjual makanannya ke beberapa penginapan di dekat malioboro. Pihak hotel memberikan ijin dengan syarat tidak mengganggu tamu dan tidak membuat kegaduhan. Dia sangat ramah dan mandiri; membawa makanan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Dan setelah saya kembali ke hotel sekitar pukul 8.30, ternyata pedagang bubur gudeg tadi sudah berada di depan penginapan saya lagi, dan dia menawari saya minuman tradisional, jamu. Dia menjelaskan bahwa dia menjual bubur gudeg di pagi hari dan menjual jamu mulai sekitar jam 7.30 pagi. Kali ini, saya membeli dan mencoba jamunya.

2. Pedagang Gudeg Lesehan

Pedagang Gudeg Lesehan di Jalan Malioboro
Pedagang Gudeg Lesehan di Jalan Malioboro
Ketika menginap di salah satu hotel di Jalan Malioboro. Saya perhatikan, para pedagang nasi gudeg ini selalu ada setiap pagi dan malam hari. Mereka berjualan dengan cara lesehan dengan menggelar tikar dan meja yang hanya setinggi perut saya ketika saya berada dalam posisi duduk.

Memang, ada beberapa spot, seperti di depan Pasar Beringharjo, yang pedagang nasi gudeg ini selalu ada setiap waktu. Tapi, cara menjualnya tidak dengan cara lesehan, hanya menyediakan tempat duduk plastik. Menurut saya, makan dengan cara ini apalagi di pasar dengan keramaian yang tidak pernah berhenti, sangat tidak membuat saya nyaman.

Ketika menginap di hotel di sekitar Jalan Malioboro, pedagang nasi gudeg ini sangat penting, karena ketika saya mencari makan pagi, pedagang ini sudah membuka dagangannya di sepanjang jalan ini mulai pukul 6. Jadi, saya tidak perlu untuk mencari warung makan atau restoran cepat saji. Cukup dengan harga sekitar Rp. 13.000, saya sudah dapat menghangatkan perut saya dengan membeli nasi gudeg.

3. Petugas Kebersihan

Petugas Kebersihan di Jalan Malioboro
Petugas Kebersihan di Jalan Malioboro
Ketika saya duduk di bangku trotoar jalan. Saya melihat seorang pria mengorek celah-celah trotoar dan beberapa lubang di sekitar bangku dan pohon. Saya jadi penasaran, apa yang sedang bapak itu lakukan.

Ketika itu, saya belum membaca tulisan yang ada di bajunya bahwa dia adalah petugas kebersihan.

Dia terlihat mengambil puntung-puntung rokok, bungkus permen, dan beberapa sampah berukuran kecil yang terselip diantara lubang dan celah trotoar dan saluran air di sepanjang Jalan malioboro ini.

Jika dilihat dari kejauhan, sampah-sampah yang berukuran kecil ini tidak terlalu jelas terlihat. Tapi, jika dilihat dari dekat, pemandangan kotor ini jadi tidak nyaman dan mungkin mengeluarkan aroma yang tidak sedap.

Pekerjaan yang sangat luar biasa, ya, Teman. Jalanan di sepanjang Malioboro menjadi bersih dan orang-orang merasa nyaman untuk duduk di bangku trotoar berkat petugas ini. .

4. Penjual Mainan Tradisional

Pedagang Mainan Tradisional di Jalan Malioboro
Pedagang Mainan Tradisional di Jalan Malioboro
Kita mungkin tidak membutuhkan mainan lagi, saya juga sebenarnya tidak tertarik untuk membelinya. Hanya anak-anak saja yang mungkin tertarik memainkan mainan ini.

Tetapi, jika diperhatikan, mainan yang pedagang ini jual adalah mainan tradisional. Saya yakin, mainan ini bisa menjadi barang yang unik dan bagus jika dipajang di lemari pajangan atau digantung di dinding untuk hiasan.

Tidak rugi jika kita membelinya satu saja. Karena, pedagang mainan tradisional ini sudah menjadi bagian dari orang yang melestarikan mainan tradisional. Seingat saya, penjual mainan ini menjual gangsing, seruling, dan alat musik buatan bambu lainnya. Harganya sangat terjangkau.

5. Pedagang Pulsa Keliling

Pedagang Pulsa Keliling
Pedagang Pulsa Keliling 
Kadang-kadang pulsa telepon kita tiba-tiba habis. Dan, di Jalan Malioboro yang ramai ini kita akan kesulitan untuk menemukan penjual pulsa. 

Pengalaman saya, beberapa mini market memang menjual pulsa. Tapi, setelah saya keliling-keliling ke setiap sudut Jalan Malioboro, kemudian ketika sedang beristirahat dan menyadari pulsa habis. Saya merasa malas untuk mencari-cari lagi mini market yang mungkin sudah terlewat. 

Itulah kenapa pedagang pulsa keliling ini sangat membantu. Ketika saya berada di Jalan Malioboro saya melihat seorang pria mengendarai sepedanya untuk menjual pulsa telepon. Saya memanggilnya untuk membeli pulsa, dan ternyata harga untuk pulsa telepon atau paket data tidak jauh berbeda dengan harga di mini market.

Nah, itulah pekerjaan yang saya temukan ketika menginap dan berjalan-jalan di jalan malioboro. Terlihat sederhana, tapi sangat penting dan membantu. Sebenarnya banyak juga pedagang kaki lima lainnya yang ada di sekitar jalan ini. Hanya saja, kelima pekerjaan ini yang membuat saya tertarik untuk menuliskannya di blog ini.

Mungkin, Travel Writer mempunyai ketertarikan lain untuk diceritakan?

Comments

  1. numpang promote ya min ^^

    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hiking ke Gunung Karang, Bisa Sambil Berkemah dan Belajar Sejarah

Wisata Religi ke Batu Quran Pandeglang Banten

Istilah Staycation Semakin Populer, Apakah Artinya?

Travel Blog Indonesia Untuk Kita Semua

Pantai Bandulu Anyer, Lebih Mantap Dikunjungi Setelah Matahari Terbenam

4 Hal Seru Yang Ada Di Pantai Bandulu Anyer

Titik Nol Kilometer Anyer - Panarukan