One Day Trip di Kota Tua Jakarta

Sejarah Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta
Kota Tua Jakarta
Saya sering mendengar wisata Old Batavia-nya Jakarta. Tetapi, terkadang ada saja halangan untuk datang ke Kota Tua yang memang sekarang menjadi tempat bersejarah yang semakin banyak dikunjungi . Yang menarik bagi saya adalah, Kota Tua Jakarta ini sangat khas dengan gaya bangunan dan arsitektur gaya Belanda Eropa. Jadi, sebenarnya inilah yang menjadi alasan pertama akhirnya saya mnyempatkan diri untuk datang ke Kota Tua.

Tetapi, sejarah di balik Kota Tua Jakarta ini juga penting untuk kita ketahui, yaitu tentang asal mula berdirinya Kota Tua ini. Figur Fatahillah mempunyai peran penting dalam berdirinya kota yang dulu dinamakan Jayakarta. Penamaan kota Jayakarta dibuat, setelah beliau yang dikirim oleh Kerajaan Demak menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa di Kerajaan Hindu Padjajaran pada tahun 1526.

Hanya saja, menurut sumber yang saya baca, pada tahun 1619 VOC (Verenigde Oostindinshe Compagnie), yang merupakan perusahaan dagang Hindia Timur Belanda, menyerang dan menghancurkan Jayakarta di bawah komando Jan Pieterszoon Coen dan kemudian membangun Batavia.

One Day Trip di Old Batavia

Seperti yang saya bilang sebelumnya, saya menyempatkan waktu untuk datang ke Kota Tua Jakarta ini malah bisa dibilang tidak direncanakan. Karena, I stayed up that night and I didn't feel sleepy in the morning, ditambah saya lagi free hari itu, jadi saya putuskan untuk mencari tempat wisata yang tidak terlalu jauh dan bisa sambil bersantai.

And... Kota Tua Jakarta just popped up in my head 

Karena jarak dari rumah lumayan jauh, di dalam bus, saya sempatkan untuk tidur. Singkat cerita saya sampai di halte kota. Dan, begitu keluar dari halte ini, museum yang pertama saya lihat adalah Museum Bank Mandiri. Dalam, segi bangunan, museum ini terlihat awet, masih kokoh, tidak terlihat bahwa bangunan museum ini sebenarnya sudah semenjak zaman Belanda.

Museum Bank Mandiri

ATM (Automated Teller Machine)  di Museum bank Mandiri
ATM (Automated Teller Machine)
di Museum Bank Mandiri
Ketika memasuki Museum Bank Mandiri dengan tiket masuk hanya 10 ribu rupiah, saya melihat patung-patung yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan di sebuah bank. Uniknya, patung-patung yang dilengkapi dengan benda-benda pada zaman dulu ini terlihat begitu nyata. Mereka seperti benar-benar sedang bekerja pada bank tersebut. Wow!

Melewati patung-patung yang sedang bekerja ini, ada ruangan yang menjelaskan tentang sejarah kedatangan VOC (Verenigde Oostindinshe Compagnie) pada tahun 1959, sampai keruntuhannya VOC tersebut pada tahun 1799. Rempah-rempah, seperti kopi dan cengkih juga, ditampilkan diantara sejarah perdagangan VOC. Memang, Museum Bank Mandiri dahulunya merupakan pusat dagang Belanda, sehingga sejarah VOC merupakan bagian penting dari sejarah museum ini.

Dari semua benda-benda yang ada di museum ini, Mesin Tik dan mesin ATM (Automated Teller Machine) yang menjadi daya tarik tersendiri bagi saya. Ternyata mesin atm yang sekarang saya sering gunakan sudah ada semenjak tahun 1966 yang pada tahun tersebut saya juga belum lahir. Untuk mesin tik, sebenarnya saya dulu sempat menggunakannya, karena orangtua saya mempunyai sebuah mesin tik. Jadi masih agak familiar. Hanya saja, mungkin bentuknya jauh berbeda dengan yang saya lihat di museum ini. Lebih besar dan kuno.

Lanjut ke lantai dua. Yang menjadi perhatian saya adalah  langit-langit dan kaca kolase. Yang ada di pikiran saya ketika melihat langit-langit ruangan museum ini, bagaimana cara mengganti lampunya jika lampunya rusak. Karena, saking tingginya langit-langit tersebut. Berbeda dengan yang dirumah saya, hanya cukup dengan kursi untuk mengganti lampunya. :-D

Sedangkan untuk kaca kolase atau kaca patri, menggambarkan empat musim di Eropa, yaitu musim dingin, musim gugur, musim panas, dan museim semi. Het is zo mooi !!! Saya bahkan menatapnya berlama-lama untuk melihat dan mengagumi warna dan ukirannya.

Museum Wayang

Museum Wayang
Museum Wayang
Ketika melihat nama museumnya, saya tidak langsung tertarik untuk memasukinya. Karena, jika dilihat dari namanya, paling museum ini hanya menampilkan wayang dari tanah jawa dan sunda -- yang beberapa nama tokohnya sudah saya tahu, seperti cepot, dewala, arjuna, dan yang lainnya.

Setelah dipikir-pikir lagi, apa salahnya mengenang kembali tokoh pewayangan yang dulu biasa saya tonton di televisi.   

Tapi, begitu saya masuk, ternyata ada banyak nama-nama boneka yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia yang memiliki karakter wayang yang beragam. Mereka menampilkan kerajaan, boneka menakutkan, atau karakter penghibur biasa.

Apa yang saya sukai dari museum ini adalah, selain menunjukkan nama kota asal dari karakter wayangnya, nama wayangnya itu sendiri dilengkapi secara detail. Seperti, ada wayang yang menampilkan pertunjukan wayang Menak dari Kebumen - tokoh-tokoh wayangnya dijelaskan dengan jelas, yaitu Tanus, Umar Maya, Umar Hadi, Tayeng Rana, dan lainnya.

Lanjut ke lantai dua, dengan arsitektur modern, ternyata tidak hanya wayang yang berasal dari Indonesia saja, melainkan banyak juga wayang yang dimiliki oleh negara-negara lain di dunia, seperti India, Inggris, Spanyol, dan negara lainnya.

Dengan datangnya ke museum ini, mengajari saya bahwa setiap negara memiliki karakter bonekanya sendiri, termasuk Indonesia. Dan, ini menunjukkan kepada saya juga bahwa wayang masih dicintai dan dilestariakn sebagai budaya bangsa yang bisa dibanggakan. 

Comments

  1. numpang promote ya min ^^

    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hiking ke Gunung Karang, Bisa Sambil Berkemah dan Belajar Sejarah

Wisata Religi ke Batu Quran Pandeglang Banten

Istilah Staycation Semakin Populer, Apakah Artinya?

Travel Blog Indonesia Untuk Kita Semua

Pantai Bandulu Anyer, Lebih Mantap Dikunjungi Setelah Matahari Terbenam

4 Hal Seru Yang Ada Di Pantai Bandulu Anyer

Titik Nol Kilometer Anyer - Panarukan