3 Nama Jalan di Indonesia Dengan Karakteristik Yang Hampir Sama

Tugu Yogyakarta
Tugu Yogyakarta
Sobat Traveler,

Mungkin ada lebih dari tiga nama jalan yang terkenal yang ada di kota-kota besar di Indonesia. Hanya saja, saya baru berkesempatan untuk datang ke ketiga jalan ini. Amazingly setelah saya perhatikan, ternyata jalan-jalan ini menurut saya mempunyai karakteristik yang hampir sama. Ketiga nama jalan tersebut adalah Jalan Malioboro, Jalan Braga, dan Jalan Legian.

Walaupun saya lahir di Bandung, tetapi Jalan Braga bukan jalan yang pertama kali saya kunjungi. Nama jalan ini memang sudah familiar bagi telinga saya ketika duluc saya tinggal di Bandung, hanya saja pada saat itu jalan ini tidak terlalu dikenal untuk tempat wisatanya. Akhirnya, berjalan-jalan ke Jalan Braga ini saya sempatkan beberapa bulan yang lalu. Jalan Malioboro yang malah saya datangi terlebih dahulu, kemudian yang terakhir adalah Jalan Legian.

Jadi, setelah berkesempatan untuk mengunjungi Jalan Malioboro, Jalan Braga, dan Jalan Legian, menurut saya ketiga jalan ini mempunyai beberapa karakteristik yang hampir sama. Apa saja persamaannya?

1. Pusat Niaga

Penjual Lukisan di Jalan Braga Bandung
Penjual Lukisan di Jalan Braga Bandung
Berdasarkan beberapa sumber yang saya baca, baik Jalan Malioboro ataupun Jalan Braga keduanya merupakan pusat niaga sejak zaman Belanda dulu. Sampai sekarang pun, kedua jalan ini bisa dikatakan masih menjadi pusat niaga, hanya saja, karena perkembangan zaman, apa yang menjadi barang dagangan di kedua jalan ini mungkin sudah mulai berubah.

Di Jalan Malioboro, sekarang lebih banyak pedagang kaki lima yang menjual pakaian, tas, dan aksesoris. Ada juga yang menjual beberapa kuliner khas Jogja. Baju batik menjadi barang dagangan utama yang banyak dijual di sekitaran jalan ini. Karena memang batik menjadi barang favorit yang banyak dibeli oleh para wisatawan.

Seperti halnya di Jalan Malioboro, di Jalan Legian banyak juga dijual pakaian dan juga suvenir serta aksesoris khas Bali. Hanya saja, tempat berjualan di Jalan Legian terlihat lebih rapi. Tidak seperti di Jalan Malioboro yang lebih banyak pedagang kaki lima dan asongan, di Jalan Legian ini para penjual ditempatkan di toko-toko di sepanjang Jalan Legian.
Sedangkan di Jalan Braga, hampir tidak ada penjual pakaian atau pun aksesoris. Mini market, kafe, dan restoran yang malah banyak tersedia di sini. Ada juga, penjual lukisan jalanan yang menurut saya tidak begitu mengganggu pejalan kaki, malah menambah Jalan Braga ini semakin unik dan menarik. 

2. Pusat keramaian

Pengamen Jalanan di Jalan Malioboro
Pengamen Jalanan di Jalan Malioboro
Sebenarnya kenapa ketiga jalan ini menjadi pusat keramaian? Ya, mungkin karena memang di jalan ini sangat cocok untuk nongkrong, belanja, jajan, dan berjalan-jalan santai.

Di Jalan Malioboro banyak sekali bangku-bangku di sepanjang trotoar yang cocok untuk nongkrong sambil menikmati jajanan khas Jogja. Apalagi, ditambah dengan pedagang kaki lima yang sangat banyak sekali. Jadi, sambil berjalan-jalan santai, kita bisa sambil memilih pakaian batik dan aksesoris, serta mencicipi makanan dan minuman khas daerah ini.

Begitu juga dengan Jalan Braga dan Jalan Legian, karakteristik jalanannya hampir sama, yaitu trotoar jalan yang tidak terlalu tinggi dan jalan rayanya yang menggunakan paving blocks yang menjadikan kedua jalan ini lebih rapi dan unik. Di kedua jalan ini memang tidak banyak bangku trotoar seperti di Jalan Malioboro, tapi di jalan ini banyak sekali bar, kafe atau restoran yang sangat cocok digunakan  sebagai tempat nongkrong.

Dengan banyaknya fasilitas yang disebutkan tadi, akhirnya ketiga jalan ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk datang dan nongkrong di sepanjang area jalan ini.

3. Pusat Kuliner

Pedagang Gudeg Jogja di Jalan Malioboro
Pedagang Gudeg Jogja di Jalan Malioboro
Jika disebutkan bahwa ketiga jalan ini merupakan pusat kuliner, mungkin ada benarnya juga. Karena, di sepanjang jalan ini tersedia berbagai macam restoran, kafe, bar, warung makan, sampai tempat-tempat lesehan. Tapi, tidak semua tempat makan tersebut menyajikan makanan tradisional atau makanan khas daerah masing-masing.

Di Jalan Maliboro memang masih bisa ditemukan makanan tradisional atau kuliner khas daerah ini. Tapi, tidak untuk Jalan Braga dan Legian. Tempat-tempat makan di kedua jalan ini sudah semakin modern, yang saya yakin makannya-pun semakin beragam, bercampur antara citarasa tradisional dan modern. Walaupun demikian, tetap saja, banyak orang yang datang ke kedua jalan ini untuk nongkrong sambil menikmati makanan dan minuman di tempat-tempat makan tersebut.

Pedagang sate, soto, dawet ayu, pecel, wedang ronde, bakpia, dan terutama pedagang gudeg masih banyak terlihat di sepanjang Jalan Malioboro. Berbeda dengan Jalan Braga dan Legian, seperti yang saya sebutkan tadi bahwa di kedua jalan ini lebih banyak tempat makan modern. Akhirnya kuliner-nya pun lebih bercita-rasa kebarat-baratan. Walaupun memang tidak semua makanan dan minuman diolah dengan gaya barat, di beberapa tempat makan tersebut masih menyediakan makanan bercita-rasa Indonesia.

4. Penginapan

Hotel di Jalan Legian Bali
Hotel di Jalan Legian Bali
Karena, jalan ini sekarang sudah dibilang menjadi salah satu destinasi wisata di kota-kota tersebut dan semakin menjadi  daya tarik bagi para wisatawan domestik dan mancanegara, akhirnya banyak juga dibangun penginapan di sekitar ketiga jalan ini.

Untuk harga, menurut saya sangat beragam dan ramah di kantong backpacker, mulai dari yang harganya sekitar 100 ribu sampai yang lebih mahal yang tentunya dengan layanan dan fasilitas yang lengkap.

Di ketiga jalan ini, jenis penginapan sangat bermacam-macam, ada yang berupa bed and breakfast (B&B), hostel, sampai hotel berbintang lima. Kesemua jenis penginapan ini, baik yang murah atau yang mahal tetap memberikan kenyamanan bagi para pengunjung. Pengalaman saya, dengan menginap di salah satu hotel di Jalan Malioboro dan Legian, dengan harga sekitar 125 ribu rupiah per malam, saya masih merasa nyaman dan aman.
Asalkan kita harus pintar-pintar untuk memilih penginapan mana yang kira-kira aman dan nyaman dan terutama sesuai kebutuhan kita. Salah satu caranya adalah dengan membaca komentar dan mengecek penilaian di beberapa aplikasi booking hotel, seperti pegipegi, booking.com, airy, ataupun yang lainnya. Karena, dengan melakukan hal tersebut, kita mendapat masukan dari para pengunjung hotel yang telah menginap di penginapan tersebut. Menurut saya, penilaian dan komentarnya lebih dapat dipercaya.

***

Ya, Sobat Traveler, itulah ketiga nama jalan terkenal yang ada di kota Yogyakarta, Bandung, dan Bali. Ketiga jalan tersebut ternyata mempunyai karakteristik yang hampir sama yang mungkin bisa membuat liburan kita semakin menyenangkan.

Happy Holiday!

Comments

Popular posts from this blog

Hiking ke Gunung Karang, Bisa Sambil Berkemah dan Belajar Sejarah

Wisata Religi ke Batu Quran Pandeglang Banten

Istilah Staycation Semakin Populer, Apakah Artinya?

Travel Blog Indonesia Untuk Kita Semua

Pantai Bandulu Anyer, Lebih Mantap Dikunjungi Setelah Matahari Terbenam

4 Hal Seru Yang Ada Di Pantai Bandulu Anyer

Titik Nol Kilometer Anyer - Panarukan