7 Kegiatan Produktif Saat Tidak Traveling


Sobat Traveler,

Travel writing sudah semakin populer pada zaman milenial seperti sekarang ini. Banyak orang, terutama traveler, yang berlomba-lomba untuk membagikan pengalaman perjalanannya tidak hanya dalam bentuk foto, tetapi juga dalam bentuk tulisan.

Biasanya foto-foto perjalanannya langsung mereka bagikan ke sosial media yang mereka punya, seperti facebook, instagram, dan yang lainnya. Mereka memberikan cerita singkat atau bisa juga berupa caption di bawah fotonya. Sedangkan untuk cerita perjalanan yang lebih panjang, mereka tuliskan di blog pribadi atau dikirimkan ke website traveling.

Saat ini, banyak sekali blog dan website traveling yang bisa menjadi wadah kreatifitas bagi travel writer atau penulis perjalanan dan blogger. Sebagai contoh, blog menulis yang sering digunakan adalah blogger, wordpress, kompasiana, hipwee, dan yang lainnya. Penggunaan beberapa blog ini dipermudah dengan cara daftarnya yang simple dan gratis juga.

Sedangkan, untuk website traveling, ada banyak situs yang mau menerima tulisan kita. Contohnya  travelingyuk.com dan travelblog.id dengan syarat foto-foto yang kita pasang untuk melengkapi tulisan adalah foto milik kita sendiri. Untuk website traveling yang tidak selalu mensyaratkan foto pribadi adalah, dolannyok.com, traveloka.com, wego.co.id, jalanbareng.com, dan beberapa situs lainnya. Hanya saja, kita harus tetap menuliskan sumber fotonya.

Menurut saya, semakin sering kita ber-traveling, akan semakin banyak cerita perjalanan yang bisa kita tuliskan, bisa tentang perjalanannya itu sendiri, tentang kuliner, seni dan budaya, dan mungkin tips perjalanan. Dengan kata lain, akan semakin banyak karya tulisan perjalanan yang bisa kita hasilkan.

Tetapi, bagaimana jika ternyata kita belum mempunyai kesempatan untuk ber-traveling dengan alasan tertentu? Nah, berdasarkan pengalaman saya, 7 kegiatan ini mungkin bisa kita lakukan jika kita tidak sedang melakukan perjalanan.

1. Membuka Kembali Koleksi Foto

Ketika akan membuat tulisan perjalanan tentang suatu tempat wisata,  mungkin kita sudah merencanakan juga tempat-tempat mana yang akan difoto dan nantinya akan dipakai untuk kelengkapan artikel. Misalnya, ketika saya akan menulis tentang tempat-tempat wisata dekat Jalan Malioboro, kemudian saya mencari tempat wisata mana yang memang dekat dengan jalan tersebut. Contoh tulisannya bisa dilihat di posting-an blog saya sebelumnya tentang 7 Tempat Wisata di Dekat Jalan malioboro.

Tetapi, terkadang, secara tidak sadar, selama traveling kita juga malah mengambil foto lain yang tidak direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain, kita hanya sekedar iseng saja memfotonya dan secara tidak sadar foto tersebut malah tersimpan di koleksi foto kita. Dan, ketika dilihat-lihat lagi, foto-foto tersebut malah bisa dijadikan tulisan baru, membahas topik tulisan yang tidak direncanakan sebelumnya.

Tulisan yang berkaitan dengan pengalaman tersebut saya buat dengan judul 5 Pekerjaan Yang Sangat Penting Di Jalan Malioboro.

2. Menggabungkan Topik Tulisan Yang Sama

Dari artikel-artikel yang kita buat, mungkin ada beberapa tulisan yang topik pembahasannya sama. Misalkan, topik tulisan tentang suatu pantai. Secara tidak langsung, di dalam tulisan tersebut mungkin kita juga membahas hal lain dari hanya sekedar keindahan pantainya. Dengan begitu, hal-hal lain itu bisa kita kumpulkan dan kemudian dituliskan dalam artikel dengan topik yang baru. Sehingga, kita masih bisa membuat tulisan dengan judul yang baru.

Contoh artikel tersebut bisa dilihat dalam artikel saya yang berjudul 4 Pantai Gratis Yang Ada Di Bali. Awalnya keempat pantai yang ada di dalam artikel tersebut, saya bahas dengan topik lain. Tapi, akhirnya bisa saya buat dengan judul baru. Artikel lain bisa dibaca dengan judul 4 Pantai Dengan Sunset Yang Menghipnotis.

3. Mengambil Foto Dari Sumber Lain

Thanks God. Sepertinya membuat artikel dengan foto yang kita ambil dari google atau di sumber lain masih diperbolehkan. Asalkan, sumber dari foto tersebut harus dituliskan dalam artikel yang kita buat. Pengalaman saya, saya pernah membuat beberapa artikel dengan foto yang saya ambil dari google dan Instagram. Salah satu artikelnya berjudul Sumba, It's magical Part of Indonesia

Artikel tersebut merupakan artikel yang dibuat untuk diikutsertakan dalam lomba menulis. Alasan saya mengambil foto dari sumber lain adalah karena saya belum pernah mengunjungi tempat-tempat yang disebutkan di dalam artikel.

Walaupun saya mengambil fotonya dari sumber lain, tapi ada hal penting yang bisa saya katakan yaitu saya masih bisa tetap produktif untuk menuliskan beberapa tempat wisata walaupun saya belum pernah mengunjunginya. Malah, selain di blog sendiri tulisan tersebut bisa di kirim ke web traveling lain seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya.

4. Membaca Artikel Traveling

Banyak praktisi dan ahli yang mengatakan bahwa membaca adalah kegiatan yang sangat penting sebelum menulis. Dan, saya sangat setuju sekali. Karena ternyata tanpa saya sadari, banyak kosakata yang bisa saya gunakan dalam menulis sebagai hasil dari membaca. Akhirnya kegiatan membaca adalah kegiatan yang wajib saya lakukan.

Banyak artikel traveling yang sering saya baca dari berbagai sumber, seperti jakartapost.com, nowjakarta.co.id, nowbali.co.id, travelblog.id, travelingyuk.com, agustinuswibowo.com, naked-traveler.com, backpackstory.me, dan yang lainnya.

Selain meningkatkan kosakata, saya juga ingin melihat gaya bahasa yang digunakan dari penulis-penulis tersebut. Sedikit banyak, tulisan saya mungkin terpengaruh oleh gaya bahasa dari artikel traveling yang saya baca.

5. Meng-edit Tulisan

The first draft of everything is shit. Saya mungkin setuju dengan kutipan Ernest Hemingway tersebut. Karena, tulisan yang sudah susah payah saya buat, yang saat akan di-posting ke blog atau dikirimkan ke website traveling dirasa sudah sangat bagus, tetapi beberapa minggu kemudian ketika saya baca lagi, terkadang masih banyak kalimat yang masih bisa dirubah dengan susunan kata yang lain yang lebih enak dibaca.

Nah, saat tidak traveling-lah, kesempatan saya untuk meng-edit tulisan yang dirasa tidak terlalu enak dibaca atau malah banyak typo-nya. Mungkin banyak kalimat yang bisa ditambahkan juga agar lebih nyambung. Sedangkan, untuk tulisan yang dikirim ke website traveling, sepertinya sudah banyak ditolong oleh editor agar tulisan saya menjadi lebih bagus.

6. Menonton Acara Traveling

Kegiatan di poin ketiga memang sangat berguna dan sudah dirasakan manfaatnya. Membaca dapat membatu tulisan kita lebih bervariasi dalam segi pemilihan kosakata dan mendapatkan gaya bahasa yang baik. Tetapi, pengalaman saya, ada kalanya saya ingin merilekskan badan dan pikiran saya. Salah satunya adalah dengan cara menonton acara traveling.

Acara yang sering saya tonton di televisi adalah My Trip My Adventure dan beberapa acara lain yang terkadang tidak sengaja saya tonton. Sedangkan di Youtube ada dua vlog yang sering saya tonton yaitu, Conner Sullivan dan Pita's Life. Tapi, banyak juga vlog lain yang saya tonton secara acak. 

Menurut saya, menonton acara-acara traveling tersebut bukan hanya untuk refreshing saja, tetapi terkadang saya mendapat tempat baru kemana saya akan traveling atau juga mendapat ide baru untuk menulis.

7. Membuat Artikel Dengan Topik Yang Berkaitan

Memang fokus saya adalah menceritakan perjalanan dari tempat-tempat wisata yang saya kunjungi. Terkadang, ditambah juga dengan membahas kuliner dan hal unik lainnya selama traveling. Tetapi, ketika tidak sedang ber-traveling, tentu tidak ada tempat wisata atau kuliner yang bisa saya tuliskan. Nah, agar saya tetap produktif menghasilkan tulisan, akhirnya saya harus mencari topik lain untuk dituliskan dan diharapkan masih berkaitan dengan traveling. 

Contohnya, mungkin seperti posting-an blog saya kali ini dan artikel saya sebelumnya yang berjudul  Menghasilkan Uang Dengan Menulis Artikel Traveling3 Alasan Kenapa Zaman Milenial Adalah Waktu Yang Tepat Untuk Traveling, dan yang lainnya

***
Nah, Sobat Traveler, itulah tujuh kegiatan yang biasanya saya lakukan ketika saya sedang tidak ber-traveling. Walaupun travel writing memang mengharuskan kita untuk traveling dan menceritakan cerita perjalanan tersebut dengan dilengkapi hasil foto sendiri. Tetapi, sebagai bentuk semangat agar tetap produktif dalam menulis, saya biasa melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah saya bahas diatas.

Selamat Mencoba!

Comments

Popular posts from this blog

Hiking ke Gunung Karang, Bisa Sambil Berkemah dan Belajar Sejarah

Wisata Religi ke Batu Quran Pandeglang Banten

Istilah Staycation Semakin Populer, Apakah Artinya?

Travel Blog Indonesia Untuk Kita Semua

Pantai Bandulu Anyer, Lebih Mantap Dikunjungi Setelah Matahari Terbenam

4 Hal Seru Yang Ada Di Pantai Bandulu Anyer

Titik Nol Kilometer Anyer - Panarukan