Merasakan Tinggal di Rumah Pohon Suku Kombai Papua

Suku Kombai dan Rumah Pohon, sumber: blogunik.com

Ketertarikan saya kepada Tanah Papua adalah ketika membaca blog dari Agustinus Wibowo. Ada beberapa cerita sejarah dan kebiasaan yang membuka mata saya tentang Papua dalam hal bagaimana suku-sukunya bertahan hidup dan menjaga lingkungan alamnya.

Secara visual, rasa penasaran saya tentang Tanah Papua semakin timbul ketika menonton sebuah acara di Kompas TV tentang Tim Ring of Fire yang dipimpin oleh Youk Tanzil dalam menjelajahi Tanah Papua dengan judul Papua The Forgotten Sibling, saudara yang terlupakan. Saya penasaran, kenapa Papua disebut demikian. Makanya, saya selalu menonton acara tersebut agar bisa lebih mengenal Papua. Karena Papua itu Indonesia, saudara saya sendiri.

Beruntung saya mendapatkan informasi tentang lomba menulis blog 'Wonderful Papua' yang diadakan oleh EcoNusa. Yaitu, sebuah yayasan yang berfokus pada peningkatan dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) di wilayah Papua dan Maluku. Melalui website yayasan yang resmi berdiri sejak 21 Juli 2017 ini, akhirnya membuat saya menjadi lebih tahu lagi tentang Papua, juga tentang program prioritas yang dilakukan di sana.

Di EcoBlogs-nya, saya membaca beberapa tulisan bagaimana suku-suku di Papua hidup di tengah hutan dengan hanya memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Bagaimana sikap mereka yang saling membutuhkan dengan hutan dan menjaganya agar terus dapat memberikan kehidupan bagi mereka.

Ketika melihat EcoTV, di beranda Youtube Channel-nya, mata saya langsung tertuju ke sebuah video yang berjudul Rumah Pohon Suku Kombai Papua. Saya memang cukup familiar dengan bentuk bangunan seperti ini. Karena, orangtua saya yang berasal dari Kampung Labuan – Banten dan Kampung Pauh Angit – Riau dulunya juga tinggal di sebuah rumah yang bentuknya hampir mirip seperti ini, yang disebut Rumah Panggung. Walaupun memang dalam hal bahan bangunan dan fungsi ketinggiannya mungkin cukup berbeda.

Rumah Pohon Suku Kombai, sumber: econusa.id

Makanya, saya sangat tertarik untuk menonton videonya. Kalau ada kesempatan saya ingin merasakan tinggal di Rumah Pohon Suku Kombai ini dan ingin melakukan beberapa aktivitas yang biasa dilakukan oleh mereka.

Suku Kombai adalah suku pendalaman Papua yang hidup dan tinggal di rumah pohon dengan ketinggian dari tiga sampai lima puluh meter dari permukaan tanah, bahkan ada yang lebih tinggi dari itu. Wah, sebuah tantangan bagi saya untuk dapat menaikinya dan merasakan tinggal di ketinggian yang menurut saya cukup ekstrim.

Ternyata, alasan utama dari ditinggikannya rumah mereka adalah berkaitan dengan faktor kesehatan. Masyarakat Suku Kombai beranggapan bahwa tanah yang mengandung kotoran hewan atau manusia ini tidak baik untuk kesehatan mereka.

Selain itu, ditinggikannya rumah mereka ini bertujuan agar mereka terhindar dari binatang buas, seperti ular dan babi. Babi memang menjadi makanan mereka. Bahkan, beberapa pria Suku Kombai bekerja sama untuk memburu babi dan hasil buruannya akan di makan bersama-sama. Tapi, ketika mereka berburu, tentunya mereka sudah melengkapi dirinya dengan panah dan perangkap. Jadi, lebih siap.

Berbeda jika mereka tidak dilengkapi dengan peralatan-peralatan tersebut atau sedang lengah ketika berada di rumah, babi ini pastinya menjadi ancaman bagi mereka dan keluarganya. Makanya, mereka meninggikan rumahnya sampai ke atas pohon.

Masyarakat Suku Kombai, sumber: econusa.id

Rumah pohon juga bisa digunakan sebagai menara pantauan terhadap musuh jika mereka sedang perang. Sebenarnya, saya agak kaget juga mendengar kata ‘perang’ sebagai alasan ditinggikannya rumah ini. Apakah mereka memang suka berperang?

Ternyata, dijelaskan bahwa alasan mereka berperang mungkin karena jarangnya mereka berinteraksi dengan suku-suku lain. Akhirnya, hal tersebut membuat mereka menjadi saling tidak mengenal. Jadi, komunitas suku lain itu dianggap sebagai sebuah ancaman bagi mereka. Tinggal di rumah pohon membuat mereka nyaman dari ancaman tersebut.

Akan menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya bisa merasakan tinggal di Rumah Pohon Suku Kombai Papua. Bisa mengetahui bagaimana cara mereka hidup di hutan belantara Papua yang masih alami dan mengikuti beberapa aktivitas yang biasa mereka lakukan, seperti ikut berburu babi bersama mereka, berkumpul dalam suatu upacara adat, dan membantu mereka membuat rumah pohon ini.

Oh ya, proses pembuatan Rumah Pohon Suku Kombai ini ternyata dilakukan dengan tangan mereka sendiri, tanpa bantuan alat-alat modern. Rumah pohon mereka hanya terbuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam, seperti rangka rumahnya yang terbuat dari batang pohon dan lantainya yang terbuat dari kulit kayu. Sedangkan, dinding rumahnya terbuat dari pohon sagu dan atapnya terbuat dari  anyaman daunnya. Sangat luar biasa!

Comments

  1. Tinggi banget ya. Itu kalau pohonnya terus meninggi, berarti rumah juga ikut tinggi dong.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya. sekitar 50 meter. kayanya, ada rumah yang memang dibangun di batang pohon yang sudah mati, dan ada jg yg hny menempel di pohon

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hiking ke Gunung Karang, Bisa Sambil Berkemah dan Belajar Sejarah

Wisata Religi ke Batu Quran Pandeglang Banten

Istilah Staycation Semakin Populer, Apakah Artinya?

Travel Blog Indonesia Untuk Kita Semua

Pantai Bandulu Anyer, Lebih Mantap Dikunjungi Setelah Matahari Terbenam

Titik Nol Kilometer Anyer - Panarukan

4 Hal Seru Yang Ada Di Pantai Bandulu Anyer